Bukan Review film Milly & Mamet. Spin off AADC.

 

fb

“Nama kucingku Anjing, dia mati digigit anjingku yang bernama Monyet. Jadi yang nakal anjing apa kucing? jawabannya Monyet.”

Keabsurdan macam itu bisa kamu temukan di spin off film AADC (Ada Apa Dengan Cinta) yang berjudul Milly & Mamet.

Kalau belum tau apa itu spin off, sedikit saya uraikan istilah-istilah dalam perfilm an di sini ya.

Spin off itu gini. Dalam beberapa film, karakter pembantu secara tidak sengaja menarik perhatian penonton. Karakter yang menarik ini kemudian ditarik dari film asli dan dibuatkan film sendiri dimana ia menjadi karakter utama. Film spinoff biasanya berada di dunia yang sama dengan film asli-nya, hanya saja konflik dan karakter lainnya tidak memiliki benang merah kecuali karakter spinoff itu sendiri.

Remake. Kalau dari artinya sih membuat ulang. Yap betul, remake memang membuat ulang sebuah film lama dengan jalan cerita yang sama persis dengan film aslinya. Biasanya film lama yang dulunya jaya, dibuat ulang dengan tujuan untuk mengulang kejayaan film pendahulunya.

Reboot. Kalau yang ini hampir mirip dengan remake, bedanya, jika remake mengikuti alur cerita yang hampir sama persis, reboot membuat cerita yang sama sekali berbeda, bahkan dunia penceritaan juga bisa berubah. Benang merah antara film asli dan film reboot seringkali adalah karakternya. Film reboot membuang identitas film yang lama dan membuat dunia yang baru. Contohnya seperti film superhero gitu.

Sequel. Arti film sequel adalah film dengan cerita lanjutan dari film pertama. Biasanya, film sequel memiliki judul yang sama lalu diimbuhi embel-embel angka 2, 3, dan seterusnya yang menandakan bahwa film tersebut merupakan lanjutan. Dari segi cerita, sequel memiliki karakter dan aktor yang sama, dunia yang sama, bahkan terkadang kru yang terlibat juga sama, konflik yang dihadapi saja yang berbeda. Jhon Wick contohnya.

Prequel. Nah kalau yang ini adalah film flashback. Prequel adalah film yang dibuat setelah film pertama, namun menceritakan kisah yang terjadi sebelum cerita yang di film pertama dimulai.

Oke, kembali ke film Milly & Mamet, Cerita yang disuguhkan di film ini tidak sama dengan Rangga dan Cinta, itu kenapa jargon film ini ialah Ini Bukan Rangga dan Cinta. Berbeda jauh dengan Dilan dan Milea versi remaja tahun 2000an, Milly Mamet menyuguhkan drama komedi yang kental. Diceritakan sedikit di awal bagaimana Milly (Sisi Priscilla) dan Mamet (Dennis Adhiswara) bertemu setelah sekian tahun, dan singkat cerita mereka pun menikah serta dikarunian seorang anak. Mamet bekerja di sebuah pabrik milik ayah Milly yang diperankan oleh Roy Marten.

Sebenarnya Mamet itu ingin sekali menjadi seorang koki, namun dikarenakan satu dan lain hal, ia akhirnya bekerja di pabrik mertuanya. Masalah di sini timbul, ketika Mamet yang katanya pimpinan pabrik, tapi ia tidak diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan pabrik tersebut. Dan ia pun memutuskan untuk resign.

Baik Mamet maupun Milly, keduanya ingin membuktikan eksistensi diri masing-masing dengan keluar dari zona aman untuk terlihat lebih berguna. Akan tetapi kehidupan rumah tangga mereka terpaksa harus terhiasi oleh percikan-percikan akibat dari eksistensi tersebut. Bagaimana mereka menyelesaikan masalah yang timbul karenanya?

Iya, ini film garapan Ernest Prakarsa, jadi banyolan khas komika juga pasti ada di film ini. Namun dibandingkan film Ernest yang lain, Milly Mamet menurut saya lebih berwarna. Humornya juga terasa segar, pokonya berasa lain aja. Dari segi cerita juga berbeda kan? but sayang sekali, ketika penonton digiring untuk menuju puncak konflik dengan suasana haru dan lucu, eh, tiba-tiba selesai gitu aja. Kaya kamu lagi naik gunung, belum sampai di puncak, lha kok disuruh turun. Bisa bayangin? begitulah rasanya konflik yang ada di film ini.

Apapun itu Jargon Ini bukan Rangga dan Cinta sukses dibuat oleh Ernest, Karena Milly dan Mamet ya memang Milly dan Mamet. Artis cameo yang ada di sini juga lumayan sih, sebut saja Isyana Sarasvati atau Eva Celia, padahal mah mereka tidak punya basic ngelucu, but bisa lucu juga kok. Kalau soal artis pendukung seperti Julie Estelle dan Yoshi Sudarso bisa dilihat sendiri deh kemampuan akting mereka di film nya.

Overall penilaian pribadi 7,5 dari 10. Meski awalnya sudah bisa menebak film khas Ernest pasti begitu, namun saya salah. Setidaknya Milly Mamet bisa membuat saya tertawa. Sekian dan Selamat Menonton.